LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Edema menurut www. Google co.id adalah timbunan cairan bebas secara menyeluruh. Dikatakan piting edema jika terdapat edema pada tungkai bawah dan dikatakan generalisata jika didapat kenaikan berat badan itu melebihi 0,5 kg/minggu, 2 kg/bulan, atau 13 kg selama kehamilan.
Edema menurut Arthur C. Guyton adalah gelembung cairan dari beberapa organ atau jaringan yang merupakan terkumpulnya kelebihan cairan limfe, tanpa peningkatan jumlah sel dalam mempengaruhi jaringan. Edema bisa terkumpul pada beberapa lokasi pada tubuh, tetapi biasanya terdapat pada kaki dan pergelangan kaki.
Edema menurut Ida Bagus Gede Manuaba adalah peningkatan cairan interstisil dalam beberapa organ. Umumnya jumlah cairan interstisil, yaitu keseimbangan homeostatis. Peningkatan sekresi cairan ke dalam interstisium atau kerusakan pembersihan cairan ini juga dapat menyebabkan edema.
B. GAMBARAN KLINIS
Edema menurut Arthur C. Guyton menunjukkan adanya cairan berlebihan pada jaringan tubuh. Pada banyak keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan estraselular, tapi juga dapat melibatkan cairan intracelular. (Menurut buku ajar fisiologi kedokteran).
1) Edema Intraseluler
Terjadinya pembengkakan intraseluler, karena dua kondisi, yaitu :
1. Depresi sistem metabolik jaringan
2. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat
Bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman oksigen dan nutrisi berkurang. Jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolisme jaringan normal, maka pompa ion membran sel menjadi tertekan. Bila ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak dapat lagi di pompa keluar dari sel, dan kelebihan natrium dalam sel menimbulkan osmosis air dalam sel, sehingga edema dapat terjadi pada jaringan yang meradang.
2) Edema Ekstraseluler
Edema ini terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ekstraseluler. Terjadinya pembengkakan ekstraseluler, karena dua kondisi yaitu :
1. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi kapiler.
2. Kegagalan limpatik untuk mengembalikan cairan dari interstisiuim ke dalam darah.
Penyebab klinis akumulasi cairan interstisial yang paling sering adalah filtrasi cairan kapiler yang berlebihan.
Ketika terjadinya edema pada jaringan subkutan yang berdekatan dengan rongga potensial, cairan edema biasanya juga akan terkumpul di rongga potensial, yang disebut efusi. Rongga abdominal merupakan tempat paling mudah untuk terjadinya penggumpalan cairan efusi, dan pada keadaan ini, efusi disebut ASITES. Rongga potensial lainnya, seperti rongga pleura, rongga perikardial, dan rongga sendi, dapat sangat membengkok bila ada edema bersifat negatif sama seperti yang dijumpai pada jaringan subkutan jarang yang juga bersifat negatif (subatmosferik).
Contoh, tekanan hidrostatik cairan interstisial besar 7-8 mmHg dalam rongga pleura, 3-5 mmHg dalam rongga sendi, dan 5-6 mmHg dalam rongga perikardial (menurut www. Google.co.id).
Selain pada edema perifer, edema dapat terjadi pada organ-organ tertentu, yaitu antara lain :
1. Edema pada otak
Salah satu komplikasi yang paling serius dari abdormalitas hemodinamika serebral dan dinamika cairan adalah terbentuknya edema otak. Karena otak berada di dalam ruang yang padat, maka akumulasi cairan edema akan mengkompresi pembuluh darah, seringkali secara serius menyebabkan penurunan aliran darah dan kerusakan jaringan otak.
Edema otak menurut Arthur C. Guyton disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler yang hebat dan kerusakan dinding kapiler. Salah satu penyebab meningkatnya tekanan kapiler adalah peningkatan tekanan darah arteri serebral secara tiba-tiba hingga mencapai nilai yang terlalu tinggi.
2. Edema pada paru
Edema paru menurut Arthur C. Guyton terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja dalam tubuh. Faktor apapun yang menyebabkan tekanan cairan interstisial paru meningkat dari batas negatif menjadi batas positif akan menyebabkan pengisian mendadak pada ruang interstisial paru dan alveolus dengan sejumlah besar cairan bebas.
Pada kasus edema paru yang paling ringan, cairan edema selalu memasuki alveoli, jika edema ini menjadi cukup berat, dapat menyebabkan kematian karena mati lemas (Sufokasi).
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
3. Edema pada vulva
Edema pada daerah ini berhubungan dengan varises vena vulva dan edema ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan kesulitan dalam persalinan. Edema ini lebih sering dijumpai pad pre eklamsi. Apabila terdapat edema pada satu labium, maka permukaan dalam perlu diperiksa untuk mengesampingkan adanya syangkroid sifilitikum (ulkus durum).
(Dikutip dari buku obstetri fisiologi)
C. ETIOLOGI
Penyebab edema pada ibu bersalin yaitu sebagai berikut :
1. Disebabkan oleh gagal jantung
Pada gagal jantung, jantung gagal memompa darah secara normal dari vena ke dalam arteri. Hal ini meningkatkan tekanan kapiler, menyebabkan filtrasi kapiler makin bertambah. Apabila gagal jantung yang tidak diobati, semua faktor bekerja sama membentuk edema ekstraseluler generalisata yang hebat. Ibu hamil dengan gagal jantung kanan yang bermakna, normalnya darah dipompa ke paru-paru oleh jantung kanan tetapi darah tidak dapat keluar dengan mudah dari vena pulmonalis ke jantung kiri karena bagian kiri karena bagian ini sangat lemah sehingga menyebabkan ibu mengalami edema paru berat. (dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
2. Disebabkan oleh refensi garam dan air oleh ginjal
Tekanan arteri cenderung turun, menyebabkan penurunan ekskresi garam dan air oleh ginjal yang meningkatkan tekanan hidrostastik kapiler sehingga edema makin bertambah. Kebanyakan garam dan air, bocor dari darah masuk ke rongga interstisial, tapi sebagian masih tetap dalam darah. Efek utama kejadian ini adalah menyebabkan peningkatan volume cairan interstisial yang luas (edema ekstraseluler) dan hipertensi akibat peningkatan volume darah.
Ibu hamil yang menderita glomerulonefritis, dimana glomerulus ginjal cedera karena gagal untuk menyaring cairan dalam jumlah cukup, juga akan mengalami edema cairan ekstraseluler yang serius di seluruh tubuh bersamaan dengan edema, ibu tersebut biasanya menderita hipertensi berat.
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
3. Disebabkan oelh penurunan protein plasma
Penurunan konsentrasi protein plasma akibat kegagalan untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran protein yang menimbulkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma. Apabila ibu hamil mengalami penurunan konsentrasi protein akan mengakibatkan peningkatan kapiler di seluruh tubuh sehingga terjadi, edema ekstraseluler dan dapat mengakibatkan malnutrisi protein.
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
4. Disebabkan oleh tekanan dari rahim
Tekanan ini yang membesar pada vena-vena panggul, pada wanita hamil, vena pelvis tertekan oleh berat badan yang semakin membesar, sehingga ekstrinitas bawah menopang berat badan tersebut.
(Dikutip dari Buku Obstetri Fisiologi)
5. Disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler
a. Peningkatan reaksi imun yang menyebabkan pelepasan histamin dan produk imun lainnya.
b. Toksin
c. Infeksi bakteri
d. Difisiensi vitamin, khususnya vitamin C
e. Iskemia yang lama.
(Menurut www.google.co.id)
D. PENCEGAHAN / PENATALAKSANAAN
Edema pada persalinan menurut Ida Bagus Gede Manuaba dapat dicegah atau diobati, yaitu sebagai berikut :
1. Istirahat yang cukup
Pada saat istirahat/tidur, kaki ditinggikan
2. Diit
Penggunaan garam dikurangi
3. Dapat diberikan sedativa atau obat-obat antihypertensif (apabila oedema terus berlanjut).
Faktor lain yang dapat mencegah edema menurut Arthur C. Guyton yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang dihasilkan oleh compliance jaringan yang rendah pada tekanan negatif besarnya sekitar 3 mmHg.
2. Faktor yang dihasilkan oleh peningkatan aliran limfe ialah sekitar 7 mmHg.
3. Faktor yang disebabkan oleh bersihan protein dari ruang interstisial adalah 7 mmHg.
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Ny. S.H.
DENGAN EDEMA DI BPS HARIAN BAHAGIA
I. Pengumpulan Data Dasar tanggal 26 Januari 2007
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. Sri Hartati
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Suku : Jawa
Pendidikan : Diploma
Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto 16 C. Kec. Gratong
Kab. Lam-Teng Nama Ibu : Tn. Haris Ramadhani
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa
Pendidikan : Sarjana Muda
Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto 16 C. Kec. Gratong
Kab. Lam-Teng
2. Anamnesa tanggal 26 Januari 2007 pukul 04.00 WIB
Keluhan pertama :
Ibu G1P0A0 mengeluh mulas-mulas dan nyeri perut bagian bawah sejak pukul 20.00 WIB tanggal 25 Januari 2007. Nyeri menjalar dari perut bagian bawah hingga ke pinggang, pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, dan ibu mengatakan cemas akan pembengkakan pada kakinya, serta ibu mengatakan kakinya terasa berat sehingga mempersulit beraktivitas.
3. Tanda-tanda persalinan
HIS dirasakan sejak jam 20.00 WIB dengan frekuensi 1× dalam 10 menit lamanya kurang dari 20 detik.
4. Pengeluaran pervaginam
Pengeluaran lendir bercampur darah : (+) ada
Air ketuban : (+) ada
Darah : Tidak ada
5. Masalah-masalah khusus
a. Ibu mengeluh nyeri di sekitar perut dan simpisis ke pinggang
b. Ibu nampak gelisah bila HIS datang
c. Ibu nampak cemas akan pembengkakan pada ekstrinitas bawah
d. Ibu mengeluh kakinya terasa berat sehingga mempersulit beraktivitas
6. Riwayat kehamilan sekurang
a. HPHT : 19 Maret 2006 TP : 26 Januari 2007
b. Haid sebelumnya teratur, lama 6-7 hari, siklus 28 hari
c. ANC teratur, frekuensi :
a) TM I 1 × ANC di bidan
b) TM II 1 × ANC di bidan
c) TM III 2 × ANC di bidan
7. Riwayat Imunisasi
a. TT 1 : Pada kehamilan 4 bulan di bidan
b. TT 2 : Pada kehamilan 5 bulan di bidan
8. Riwayat persalinan sekarang
Keluhan yang dirasakan :
Ibu mengeluh mulas dan nyeri perut bagian bawah sejak pukul 20.00 WIB dan mengeluarkan blood slym serta ibu merasa agak cemas akan pembengkakan-pembengkakan pada kakinya, ibu mengeluh susah beraktivitas karena kakinya merasa berat.
9. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Pergerakan janin aktif dan hampir setiap jam.
10. Makan dan minum
a. Makan terakhir : 22.00 WIB
b. Minum terakhir : 05.00 WIB
11. Eliminasi
a. BAB terakhir : 02.00 WIB
b. BAK terakhir : 24.00 WIB
12. Pola istirahat atau tidur
Sejak terasa mulas ibu tidak bisa tidur
13. Status psikologis
a. Status perkawinan : sah, lama perkawinan 1 tahun
b. Status sosial ekonomi : ibu merasa cukup terpenuhi kebutuhan hidupnya
14. Riwayat kesehatan
a. Ibu tidak pernah menderita penyakit menular / keturunan
b. Di dalam keluarga ibu tidak ada keturunan gemili / kembar.
Pemeriksaan
1. Keadaan umum : baik kesadaran : composmentis
2. Status emosional : ibu lemas karena akan menghadapi proses persalinan
3. Tanda vital
TD : 130/90 mmHg RR : 24× / menit
Pols : 80× / menit Temp : 36 ºC
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok
b. Wajah :
1) Muka : Tidak pucat, tidak ada edemo
2) Konjungtiva : Merah muda
3) Sklera : Tidak ikterik
4) Kelopak mata : Normal
c. Mulut dan Gigi
1) Bibir : Simetris atas dan bawah
2) Gigi : Tidak ada caries
3) Lidah dan graham : Tidak ada stomatitis
d. Leher : tidak ada pembesaran vena atau kelenjar
e. Dada
1) Jantung : Tidak ada whezing dan ronchi
2) Payudara : Pembesaran normal, simetris ka dan ki
3) Pengeluaran : Colostrum
4) Putting susu : Menonjol
5) Benjolan : Tidak ada
6) Nyeri : Tidak ada
f. Punggung dan pinggang
1) Posisi tulang belakang : Lordosis
2) Pinggang (nyeri ketuk) : Tidak ada
g. Ekstrimitas atas dan bawah
1) Oedema pada tangan : Tidak ada
2) Oedema pada kaki : Ada
3) Kemerahan : Tidak ada
4) Reflek katela : (+) normal
h. Abdomen
1) Bekas luka : Tidak ada
2) Konsistensi : Lunak
3) Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
4) Kandung kemih : Kosong
5) Benjolan : Tidak ada.
Pemeriksaan Kebidanan
a. Palpasi Uterus
1) Leopold 1 : Pada fundus uteri teraba bagian yang agak keras dan tidak melenting (bokong)
2) Leopold 2 : Bagian kanan teraba tahanan (punggung)
3) Leopold 3 : Bagian bawah teraba bagian keras melenting (kepala)
4) Leopold 4 : Kepala belum masuk PAP
a) TFU : Pertengahan Px-pusat, mc donald : 30 cm
b) Kontraksi : Ada, frekuensi 3× dalam 10 menit, lamanya 20-40 dtk
c) Fetus : Letak memanjang
d) Persentasi kepala menurun 5/5
b. Pergerakan : Aktive
c. TBJ : (TFU – 11) × 155 =
(30 – 11) × 155 = 2945 gr
d. Auskoldtasi : DJJ (+), frekuensi 134 ×/menit
Penctum maksimum : 3 jari bawah pusat, 45º sebelah
kanan dari umbilikus ibu.
e. Anogenital
1) Perenium : luka parut : tidak ada, luka : tidak ada
2) Vulva vagina : warna merah kebiruan varices : tidak ada
3) Pengeluaran pervaginam : Blood slym
Warna : Merah kecoklatan
Konsistensi : kental
Jumlah : ± 20 cc
4) Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan
5) Anus : Tidak ada memoroid
6) Pemeriksaan dalam atas indikasi persalinan pukul
a) Dinding vagina : tidak ada benjolan, partio lembut
b) Penurunan serviks : 3 cm serviks mendatar dan tipis
c) Penurunan kepala : 5/5
d) Konsistensi : Lunak
e) Ketuban : Utuh (+)
f) Persentasi : Kepala
g) Posisi : Lekuk kiri depan
II. Interprestasi Data Dasar
1. Diagnosa :
Ibu G1P0A0 hamil aterm 40 mgg, janin hidup, tunggal, intra uterin, persentasi belakang kepala, inpartu kala I fase laten dengan oedema pada kaki.
Dasar :
a) Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama
b) Ibu mengatakan kakinya bengkak dan terasa agak berat
c) HPHT : 19 April 2006 TP : 26 Januari 2007
d) Pada pemeriksaan Leopold didapat hasil :
1) Leopold I : TFU pertengahan Px – pusat pada fundus teraba bokong
2) Leopold II : Bagian kanan teraba bagian keras dan panjang (punggung) bagian kiri teraba bagian-bagian kecil (ekstrimitas)
3) Leopold III : Bagian terendah teraba bagian kepala
4) Leopold IV : Kepala belum turun
5) DJJ : 134 ×/menit.
e) Pada …. pemeriksaan dalam di dapat
1) Pemeriksaan serviks 3 cm
2) Portio lembut, ketuban masih utuh
2. Masalah :
a. Gangguan rasa nyaman
Dasar : ibu mengatakan perut merasa sangat mulas, bila his datang
b. Gangguan rasa cemas
Dasar : ibu mengatakan cemas akan pembengkakan pada kakinya
c. Gangguan aktivitas
Dasar : ibu mengatakan sulit untuk berjalan karena kakinya terasa berat
3. Kebutuhan :
a. Penyuluhan tentang cara mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan pada kaki ibu
b. Pemberian support mental pada ibu
c. Pemberian pemenuhan cairan dan nutrisi pada ibu
d. Pertolongan persalinan yang aman dan nyaman.
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Potensial terjadinya : (1) Pre eklampsi
Dasar :
1. Ibu mengalami oedema pada ekstrimitas bawah
2. Tekanan darah ibu berubah menjadi 140/90 mmHg
3. Protein urine ibu menjadi positif (+)
(2) Eklampsi
Dasar :
Ditakutkan ibu mengalami preeklampsi yang disertai kejang-kejang.
IV. Rencana Tindakan Segera dan Kolaborasi
Kolaborasi segera dengan dokter bila ada komplikasi pada kala I dan proses persalinan.
V. Rencana Asuhan
1. a. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya pada saat ini
b. Observasi kala I menggunakan patograf
c. Siapkan ruang bersalin, alat kebutuhan fisik dan psikologis ibu serta persiapan bidan
d. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
2. Penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a. Jelaskan penyebab nyeri / mulas pada ibu dan keluarga
b. Ajari ibu cara mengatasi rasa nyeri
c. Libatkan suami dan keluarga untuk membantu ibu dan keluarga.
3. Penyuluhan cara mengatasi oedema pada kaki
a. Jelaskan pada ibu tentang pembengkakan pada kaki ibu itu normal
b. Ajari ibu cara mengatasi pembengkakan pada kaki ibu.
4. Penyuluhan cara mengedan efektif
a. Jelaskan cara mengedan efektif
b. Ajarkan ibu mengedan efektif
c. Observasi cara mengedan ibu
5. Pertolongan persalinan yang aman dan nyaman
a. Siapkan alat-alat yang sudah disterilkan
b. Siapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-bahan perlengkapan serta obat-obatan yang diperlukan
c. Hargai privasi ibu
d. Siapkan lingkungan yang bersih dan aman untuk ibu
e. Anjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman bagi dirinya
f. Anjurkan ibu untuk minum dan makan yang ringan
VI. Implementasi
1. a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya pada saat ini, yaitu ibu berada pada kala persalinan
b. Melakukan observasi kala I menggunakan patograf mengenai DJJ, penurunan kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda-tanda vital.
c. Menyiapkan ruang bersalin, menyiapkan alat (partus set), heting set, radiar warmer, slym zuinger, dan alat-alat untuk bidan : mitela, skort dan handscoen
d. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis seperti suami
2. Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri, nyeri disebabkan karena adanya kontraksi pada dinding rahim yang akan membantu mendorong janin untuk turun.
b. Mengajarkan cara mengatasi nyeri, ibu disuruh jalan-jalan bila masih-bisa kemudian ibu dianjurkan untuk mencari posisi yang nyaman dengan posisi miring ke kiri, agar pembukaan serviks lebih cepat.
c. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang dan tidak meneran sampai pembukaan serviks lengkap
d. Melibatkan suami untuk mengatasi oedema pada kaki
3. Melakukan penyuluhan cara mengatasi oedema pada kaki
a. Menjelaskan pada ibu tentang pembengkakan pada kaki ibu normal
b. Mengajari ibu cara mengatasi pembengkakan pada kaki ibu
4. Memberikan penyuluhan cara mengedan efektif
a. Menjelaskan manfaat mengedan efektif pada ibu, apabila ibu mengedan dengan baik dapat membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi.
b. Menganjurkan ibu cara mengejan efektif dilakukan pada saat his dan telah memasuki kala II persalinan, ibu disuruh menarik nafas panjang dengan menahannya, badang ibu dilengkungan dengan kepala diangkat dan melihat ke perut, paha ditekuk ke arah perut sehingga lengkungan bahan dapat membantu mendorong.
5. Pertolongan persalinan yang aman
a. Menyiapkan alat-alat yang sudah disterilkan
b. Menyiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-bahan perlengkapan serta obat-obatan yang diperlukan seperti oksitosin, lidgoman, metorgins
c. Menghargai ibu seperti menutup pintu kamar bersalin dan menutup tirai jendela
d. Menyiapkan lingkungan yang bersih, yaitu tempat tidur dan lingkungan yang bersih
e. Menganjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman seperti miring kiri, miring kanan, atau posisi duduk, atau ibu merasa panas hidupkan kipas angin / AC
f. Menganjurkan ibu untuk minum air putih, teh atau susu serta makan-makanan ringan
VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Ibu sudah tidak cemas akan oedema kaki
3. Hasil pengawasan kala 1 dengan partograf
a. DJJ : 134× /menit
b. Penurunan kepala : 5/5
c. TTV : TD 130/90 mmHg, Pols = 80× /menit, RR = 22× /menit, temp = 36ºC.
d. Pembukaan serviks : 3 cm
e. Frekuensi his : 3× dalam 10 menit, lamanya 20 – 40 detik
4. Ruang bersalin, alat-alat dan kebutuhan fisik, psikologis ibu serta persiapan bidan telah siap
5. Suami menemani ibu dan memberikan semangat pada ibu di kamar bersalin
6. Ibu mengerti dengan penjelasan tentang cara mengedan efektif dan ibu dapat melakukan dengan baik
7. Ibu berbaring kesebelah kiri untuk mengurangi rasa nyeri
8. Bahan dan perlengkapan serta obat-obatan telah disiapkan
9. Pintu dan tirai jendela telah ditutup
10. Ibu mau minum air putih tetapi tidak mau makan-makanan ringan
11. Pengawasan kala I
Tanggal Waktu Keadaan ibu Keadaan janin
pembukaan TD N RR S Obat dan cara yang diberi Kontraksi uterus DJJ Penurunan kepala Ketuban penyusutan
26-01-07 01.00 3 cm 130/90 80 22 36 3× dalam 10 menit lama 20-40 detik 134 5/5 Ketuban belum pecah
01.30 84 3× dalam 10 menit lama 30 detik 120
02.00 80 3× dalam 10 menit lama 30 detik 136
02.30 88 3× dalam 10 menit lama 30 detik 136
03.00 88 37 3× dalam 10 menit lama 35 detik 140
03.30 84 4× dalam 10 menit lama 40 detik 136
04.00 88 4× dalam 10 menit lama 40 detik 140
04.30 80 4× dalam 10 menit lama 40 detik 140
05.00 7 cm 130/90 84 22 36,8 4× dalam 10 menit lama 40 detik 136 3/5 Ketuban sudah pecah, air berwarna jernih
Kala II
S : Ibu mengatakan mulas seperti ingin BAB dan keluar air dari kemaluannya
O : Dilakukan pemeriksaan dalam pukul 07.00 dengan hasil :
1. Dinding vagina tidak dapat kelainan
2. Konsistensi portio lunak, tipis, efiscement 100%
3. Pembukaan serviks 10 cm, ketuban sudah pecah
4. Presentasi : Kepala, penurunan kepala di H.4, kanan depan (UUK)
5. DJJ : 136 ×/menit, teratur
A : 1. Diagnosa
Ibu G1P0A0 inpartu kala II
Dasar : a. Konstraksi uterus 5× dalam 10 menit, lama 50 detik
b. Pembukaan lengkap
c. Partio tidak teraba, ketuban sudah pecah, perinium menonjol
vulva membuka, anus mengembang
d. DJJ : 136 ×/menit
2. Masalah : Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar : a. Ibu memasuki kala II persalinan
b. Ibu terlihat cemas dan gelisah
3. Kebutuhan : a. Penyuluhan cara relaksasi
b. Pertolongan persalinan yang aman dan nyaman
c. Bimbingan ibu pada saat meneran
P : 1. Jelaskan kondisi ibu pada saat ini
2. Lakukan pengawasan kala II menggunakan patograf, pantau tenaga ibu, kontraksi uterus, pantau penurunan prestasi janin dan DJJ setelah kontraksi
3. Anjurkan ibu untuk mengejan bila his datang
4. Lakukan pertolongan persalinan, lahirkan kepala, bahu, dan tubuh bayi kemudian lakukan observasi pernafasan.
5. Penanganan bayi baru lahir, yaitu menjepit dan memotong tali pusat.
Bayi lahir pukul : 07.30 WIB
BB : 3000 gr Jenis kelamin : Laki-laki APGAR : 9/10
PB : 49 cm Anus : (+)
6. Observasi bayi ke-2 (masase bayi tunggal)
7. Observasi perdarahan pervaginam
8. Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan dukungan pada ibu
Kala III
S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
O : 1. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
2. TD : 130/80 mmHg pols : 80 ×/menit, RR : 24 ×/menit, temp : 37ºC
3. Jumlah perdarahan : 400 cc
A : 1. Diagnosa : Ibu P1A0 partu kala III
Dasar : a. Ibu lelah setelah partus kala II pukul 07.30 WIB
BB : 3000 gr, PB : 49 cm, jenis kelamin : laki-laki
b. Uterus teraba bulat dan keras, TFU : 2 jari bawah pusat
c. Plasenta belum lahir
2. Masalah
Dasar : a. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
b. Plasenta belum lahir
c. Kontraksi uterus baik
d. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kebutuhan : a. Pemenuhan nutrisi dan cairan
b. Segera lakukan manajemen aktif kala II
P : 1. Jelaskan kondisi ibu pada saat ini
2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Pemberian oksitosin 10 iu/IM
b. Lakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
4. Lahirkan plasenta
Plasenta lahir lengkap pukul 07.45 WIB
a. Kotiledon dan selaput utuh
b. Panjang tali pusat : 20 cm
c. Lebar plasenta : 15 cm
d. Berat plasenta : 500 gr
e. Tebal plasenta : 2 cm
f. Infrensi : marginal
5. Lakukan masase fundus selama 15 detik
6. Lakukan vulva hygiene, bersihkan daerah perineum ibu
7. Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan dukungan pada ibu.
Kala IV
S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan ibu masih merasa cemas karena kakinya masih bengkak
O : 1. Pemeriksaan tanda vital : TD : 140/90 mmHg Pols : 80 ×/menit
RR : 24 ×/menit Temp : 37 ºC
2. Keadaan kandung kemih kosong
3. TFU 2 jari di bawah pusat
4. Kontraksi uterus baik
5. Perdarahan pervaginam 150 cc
6. Bayi lahir pukul 07.30 WIB, BB : 3000 gr, jenis kelamin : laki-laki.
7. Perineum : utuh tidak terdapat luka episiotomi
8. Pemeriksaan fisik : kaki : eodema
A : 1. Diagnosa : Ibu P1A0 partus spontan pervaginam, partus kala IV
Dasar : a. Ibu partus spontan pervaginam pukul 07.30 WIB
b. Perinium utuh tidak dapat luka episiotomi
c. Plasenta lahir lengkap pukul 07.45 WIB
d. Pengeluaran lochea rubra
e. Kontraksi uterus baik
f. TFU 2 jari bawah pusat
2. Masalah :
a. Potensial terjadi perdarahan post partum
Dasar : 1) Plasenta lahir pukul 07.45 WIB
2) Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
b. Potensial terjadi pre eklampsi dan eklampsi
Dasar : 1) Tanda vital : TD : 140/90 mmHg
2) Oedema pada ekstrinitas bawah (kaki)
c. Gangguan rasa nyaman
Dasar : 1) Ibu post partum
2) Ibu masih merasa mulas-mulas
3. Kebutuhan :
a. Penyuluhan tentang personal hygiene
b. Penyuluhan tentang cara mengatasi oedema pada kaki
c. Penyuluhan tentang pemberian ASI sedini mungkin
d. Penyuluhan tentang nutrisi ibu menyusui
P : 1. Jelaskan kondisi ibu pada saat ini
2. Berikan penyuluhan tentang personal hygiene
3. Berikan penyuluhan tentang cara mengatasi oedema pada kaki
a. Anjurkan ibu untuk meninggikan kaki pada saat tidur
b. Anjurkan ibu untuk mengurangi garam
4. Berikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI sedini mungkin
5. Berikan penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi bagi ibu menyusui
6. Pemenuhan mobilisasi
a. Ibu miring ke kanan dan miring ke kiri
b. Ibu boleh berjalan sesudah 6 jam
7. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
a. Anjurkan ibu untuk istirahat dan tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Sawrono Prawiroharjo, Prof, Dr. DSOG, Ilmu Kebidanan, Edisi III Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 1992
Manuaba, Ida Bagus Gede, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta
Sastrowinata Sulaiman, Obstetri Fisiologi, Bagian Obstetri dan Genekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung
Guyton, Arthur C, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997.
www.google.co.id
Jumat, 27 Mei 2011
OEDEMA
13.41
KTI kebidanan
Free Sms Online
My Acount Virtapay.com
http://www.virtapay.com/r/qun
0 komentar:
Posting Komentar