LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Asfiksia neonatorium adalah keadaan bayi lahir yang tidak dapat berapas secara spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Sarwono Prawirohardjo, 1992).
Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernapasan secara spontan dan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir (APN).
Asfiksia dibagi menjadi :
1) Asfiksia Berat (Nilai APGAR 0-3)
Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan. Langkah utama ialah memperbaiki ventilasi paru-paru dengan memberikan O2 secara tekanan langsung dan berulang-ulang. Bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan frekuensi jantung menurun maka pemberian obat-obat lain serta massase jantung sebaiknya segera dilakukan.
2) Asfiksia ringan-sedang (Nilai APGAR 4-6)
Pernapasan aktif yang sederhana dapat dilakukan secara pernapasan kodok (frog breathing). Cara ini dikerjakan dengan melakukan pipa ke dalam jantung dan O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter dalam 1 menit. Agar saluran napas bebas, bayi diletakkan dengan kepapa dorsofleksi.
Pada pernapasan dari mulut ke mulut, mulut penolong diisi terlebih dahulu dengan O2 sebelum pernapasan. Peniupan dilakukan secara teratur dengan frekuensi 20-30 kali semenit dan diperhatikan gerakan pernapasan yang mungkin timbul. Jika terjadi penurunan frekuensi jantung dan tonus otot maka bayi dikatakan sebagai penderita asfiksia berat.
Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah melancarkan kelangsungan pernafasan bayi yang menimbulkan sebagian besar terjadi pada waktu persalinan.
B. PENYEBAB ASFIKSIA
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang sehingga aliran oksigen janin berkurang dan akibatnya terjadi gawat janin. Hal ini menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.
Faktor-faktor dari keadaan ibu sebagai berikut :
a. Preeeklampsi dan eklampsi
b. Perdarahan abnormal
c. Partus lama / partus macet
d. Deman selama persalinan
e. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
f. Kehamilan post matur
Dilihat dari tali pusat dapat juga menjadi penyebab terjadinya asfiksia BBL adalah sebagai berikut :
a. Lilitan tali pusat
b. Tali puat pendek
c. Prolapsus tali pusat
Pada keadaan berikut, bayi mungkin mengalami asfiksia
a. Bayi premature
b. Persalinan sulit (letak sungsang, gemell, distosia, ekstraksi vakum, forcep)
c. Kelainan kongenital
d. Air ketuban bercampur mekonium
C. DIAGNOSIS
Asfiksia yang terjadi pada bayi merupakan kelanjutan dari hipoksia janin, Dianosis hiposia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Hal ini berikut yang perlu mendapat perhatian :
a) Denyut Jantung Janin
Frekuensi normal adalah 120 sampai 160 denyutan dalam satu menit. Selama his frekuensi ini biasanya tetapi di luar his kembali lagi ke keadaan semula. Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun di bawah sampai 100 di luar atau lebih jika teratur, hal ini merupakan tanda bahaya.
b) Mekonium dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus menimbulkan kewaspadaan.
Penilaian asfiksia BBL dalam melakukan resustasi ditentukan oleh tiga aspek yang sangat penting yaitu :
1. Pernapasan
2. Denyut jantung
3. Warna kulit
D. DASAR ASUHAN BBL
Dalam setiap persalinan penatalaksanaan BBL menganut prinsip, yang penting untuk kelangsungan hidup BBL, diantaranya :
1) Kering, Bersih dan Hangat
Sangat penting bagi semua bayi baru lahir untuk dijaga agar selalu tetap kering, bersih dan hangat untuk mencegah bayi hipotermi yang membahayakan.
2) Bebaskan dan Bersihkan Jalan Nafas
Bersihkan jalan nafas bayi dengan mengusap mukanya dengan kain atau kasa yang bersih dari darah dan lendir segera setelah kepala bayi lahir (masih di Perineum ibu). Apabila BBL tidak bernapas atau napas megap-megap maka penghisapan lendir amat penting sebagai bagian mutlak dari langkah awal resusitasi
3) Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi pada dasarnya adalah rangsangan untuk bayi adalah prosedur ini sudah vukup untuk merangsang usaha nafas.
4) ASI
Adalah sangat penting sekali bahwa BBL segera di beri ASI dini dalam 30 menit sesudah bayi lahir dan hanya diberikan ASI saja tidak diberikan lainnya.
E. PENATALAKSANAAN ASFIKSIA DENGAN TINDAKAN RESUSITASI BBL
Bila bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap sambil melakukan lebih awal :
1) Beritahukan ibu dan keluarga bayinya perlu bantuan nafas
2) Mintalah salah seorang keluarganya untuk mendampingi ibu memberi dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan
Tahap I
Langkah awal perlu dilakukan dalam 30 detik langkah tersebut adalah :
1) Jaga bayi tetap hangat
a. Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu
b. Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
c. Pindahkan bayi ke atas kain ditempat resusitasi
2) Atur posisi bayi
a. Baringkanlah bayi terlentang dengan kepala didekat penolong
b. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi
3) Isap Lendir
Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara sebagai berikut :
a. Isap lendir mulut dari mulut dulu kemudian hidung
b. Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut dan lebih dari 3 cm ke dalam hidung.
4) Keringkanlah dan Rangsang Bayi
a. Keringkanlah bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai bernafas sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai bernafas
b. Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara
1. Menepuk atau menyentil telapak kaki
2. Menggosok perut, dada, punggung atau tungkai kaki dengan telapak tangan
5) Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
a. Ganti kain yang telah basah dengan kain yang ada di bawahnya
b. Bungkus bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi muka, dada agar biasa memantau pernafasan bayi
c. Atur kembali posisi kepala bayi sehingga sedikit ekstensi
6) Lakukan Penilaian Bayi
Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, atau tidak bernafas megap-megap
a. Bila bayi bernafas normal, berikan ibunya untuk disusui
b. Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap mulai lakukan ventilasi
Tahap II : Ventilasi
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara ke paru-paru dengan tekanan positif untuk membawa aveoli perlu agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.
Langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pasang sungkup
Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut dan hidung bayi
2) Ventilasi 2 kali
a. Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air
b. Lihatlah apakah dada bayi mengembangl. Bila dada tidak mengembang periksa posisi kepala, pastikan sudah ekstensi, periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor dan periksa cairan atau ledir di mulut bila ada mengembang lakukan tahapan berikutnya.
3) Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
a. Lanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
b. Hentikan ventilasi setiap 30 detik
c. Lakukanlah penelitian bayi, apakah bayi bernafas, bernafas tidak normal atau megap-megap
1. Bila bayi normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan seksama
2. Bila bayi tifak bernafas atau megap-megap, teruskan ventilasi 20 x dalam 30 detik, kemudian lakukan penilaian setiap 30 detik.
4) Siapkan rujukan bila bayi belum bernafas normal sesudah 2 menit ventilasi
a. Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
b. Hentilan ventilasi sesudah 20 menit tidak berhasil
Tahap III : Asuhan Pasca Resusitasi
Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan kesehatan pasca resusitasi, yang diberikan baik kepada bayi baru lahir ataupun ibu dan keluarga setelah resusitasi berhasil sebaiknya bidan tinggal bersama ibu dan keluarga bayi untuk memantau bayi minimal 2 jam pertama
1) Bila pernapasan bayi dan warna kulitnya normal, berikan pada ibunya
a. Letakkan bayi di dada ibu dan selimuti keduanya dengan kain hangat
b. Anjurkan ibu menyusui bayinya dan membelainya
c. Lakukan asuhan neonatal normal
2) Lakukan pemantauan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam pertama
a. Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi
1. Terikan dinding dada ke dalam nafas megap-megap, frekuensi nafas < 30 x/menit atau > 60 x/menit
2. Bayi kebiruan atau pucat
3. Bayi lemas
b. Pantau juga bayi yang berwarna pucat walaupun tampak bernafas
3) Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering
Tunda memandikan bayi sampai 6 sampai 24 jam
4) Bila kondisi bayi memburuk
Perlu rujukan sesudah resusitasi
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA SEDANG
TERHADAP BAYI Ny. A DI RB NURI MULYOJATI
METRO BARAT
I. Pengumpulan Data
Pada tanggal 15-03-2007 pukul 15.00 WIB
1) Identitas
Nama : Bayi Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 15-03-2007
Jam : 14.30 WIB
Anak ke : Satu
Alamat : Jl. Kenanga No. 10 16 C Metro
Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn R.
Umur : 24 th Umur : 27 th
Pendidikan : DIII Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Kenanga No. 10 Alamat : Jl. Kenanga No. 10
16 C Metro 16 C Metro
2) Keluhan Utama
Bayi Ny. A lahir dengan keadaan lemah, tidak menangis spontan, denyut jantung lemah, warna kulit pucat.
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat persalinan sekarang
1. Usia kehamilan : 40 minggu
2. Lama persalinan :
Kala I : 5 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam setelah persalinan
Keadaan air ketuban : Jernih
Waktu pecah ketuban : Saat pembukaan lengkap
Jenis persalinan : Spontan
Lilitan tali pusat : Tidak ada
Episiotomi : ya
Obat-obat : Oxytosin
Ditolong oleh : Bidan
b. Nilai APGAR Score
No Aspek yang dinilai Menit Pertama
1
2
3
4
5 Appereance
Polse
Gramace
Activity
Respirasi 1
1
1
1
1
Jumlah 5
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum :
Bayi lemah, tidak menangis
Pernapasan megap-megap
Denyut jantung lemah
Warna kulit : tubuh merah, akstremitas biru
b) Tanda-tanda Vital
Tem : 36,5 0 C BB : 2900 gr RR : 24 X/menit
Pols : 90 X/ Menit PB : 50 Cm Refleks: Babinsky negatif
a. Kepala
UUB : Cembung UUK : Cekung
Moulage : O Sucudenum : Tidak ada
Bentuk kepala : simetris keadaan tubuh : tidak ada kelamin
b. Mata
Bentuk mata : simetris Strabismus : tidak ada
Pupil mata : Normal Skelra : tidak ikterik
Keadaan : Bersih
c. Hidung
Bentuk : Simetris
Pernapasan cuping hidung : Ada
Keadaan : Kotor
Lubang hidung : Kotor
Pernapasan : Megap-megap
d. Mulut
Bentuk : Simetris Palatum : Normal
Reflek hisap : Lemah Bibir : Normal
Gusi : Normal
e. Telinga
Posisi : Simetris kanan dan kiri
Keadaan : Bersih tidak ada sumbatan
f. Leher
Pembesaran vena/kelenjar : tidak ada
Pergerakan leher : lemah
g. Dada
Posisi : Simetris Pols : 90x/menit
Mammae : Ada Pernapasan : 24x/menit
Warna kulit : Kemerahan Suara Dada : belum bersih
h. Perut
Posisi : Simetris
Tali pusat : Basah
Warna kulit : Kemerahan
Tidak ada pembesaran / benjolan
i. Punggung / Bokong
Tidak ada benjolan, fleksibilitas, tulang punggung baik
j. Ekstremitas
Jari tangan : Lengkap tanpa cacat
Posisi dan bentuk : Simetris kanan dan kiri
Jari kaki : Lengkap tanpa cacat
Pergerakan : Lemah
Warna kulit : Biru
k. Genetalia
Lengkap, terdapat labia mayora dan minora (positif), urema (positif), klitoris (positif). Jenis kelamin : Perempuan. Anus : (Positif) tidak ada sumbatan
l. Reflek
Menghisap (sucking) : Lemah
Reflek kaki (stapping) : Lemah
Menggemgam (graping) : Lemah
Reflek Moro : Ada tapi lemah
m. Ukuran Antropometri
BB : 2900 gr
TB : 50 cm
Lingkar Dada : 32 cm
Lila : 12 cm
c) Data Psikososial
Respon ibu terhadap anak : Ibu senang dengan kelahiran anaknya
Respon keluarga terhadap anak : Keluargapun senang dengan kelahiran
anak
5) Nutrisi
ASI belum diberikan
II. Interprestasi Data Dasar
1. Bayi lahir cukup bulan dengan Asfiksia sedang
Ds : Anak lahir tanggal 15 Maret 2007 pukul 14.30. persalinan spontan,
bayi bernafas megap-megap
Do : Keadaan umum : bayi lemah, tidak menangis
Pernafasan megap-megap
Denyut jantung lemah
Warna kulit : tubuh merah, ekstremitas biru
Tanda-tanda vital
BB : 2900 gr
TB : 20 cm
RR : 24x/menit
Apgar Score : 5
2. Masalah
1) Pemasukan oksigen yang tidak adekuat
2) Hipotermi
Dasar
1. Masih terdapat secret dalam mulut dan hidung
2. Nafas masih terdapat ronchi
3. Tubuh bayi terasa dingin
3) Kebutuhan
Dasar :
a) Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi
Dasar :
Bayi lahir tanggal 15 Maret 2007 pukul 14.30 WIB
Tubuh bayi masih basah oleh air ketuban
b) Resusitasi BBL
Dasar :
Bayi baru lahir
Pada mulut dan hidung terdapat secret
APGAR Score : 5
c) Perawatan Tali Pusat
Dasar :
Bayi lahir tanggal 15 Maret 2007 Pukul 14.30 WIB
Tali pusat masih basah
d) Pemberian ASI Eksklusif
Dasar :
Bayi baru lahir
Bayi belum diberi ASI
III. Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
a) Potensial terjadi hipotermi
Dasar : tubuh Bayi masih basah oleh air ketuban
b) Potensial perpindahan micro organisme
Dasar : Tali pusat masih basah
c) Potensial terjadi hipoglikemi
Dasar : Bayi belum mendapatkan ASI
d) Potensial terjadi asfiksia berat
Dasar : Bayi baru lahir dengan asfiksia sedang
IV. Kebutuhan Intevensi segera dan Kolaborasi
Tindakan segera : Melakukan tindakan resusitasi BBL
Kolaborasi : Dilakukan bila terjadi asfiksia berat dan infeksi tali pusat
V. Rencana Manajemen
1. Jelaskan kepada ibu tentang kondisi bayinya saat ini
a) Bayi mengalami asfiksia
b) Bayi memerlukan penanganan resusitasi
2. Gunakan teknik septik dan antiseptik.
a) Siapkan ruang dan pelengkapan resusitasi
b) Pakai pelindung diri untuk mencegah infeksi
c) Cuci tangan dengan 6 langkah
3. Cegah kehilangan panas
a) Bungkus bayi dengan handuk di atas perut ibu bila tali pusat panjang
b) Hidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi
4. Lakukan pembebasan jalan nafas
a) Bebaskan jalan nafas
b) Letakkan bayi pada posisi yang benar
c) Lakukan slim zuinger dengan panjang selang < 3 cm pada hidung dan < 5cm pada mulut.
5. Lakukan rangsangan taktil
a) Usap-usap punggung, dada, abdomen, ekstremitas bayi atau
b) Sentil telapak kaki
6. Lakukan penilaian bayi
a) Perhatikan dan nilai nafas bayi
b) Hitung frekuensi, denyut jantung bayi
c) Nilai warna kulit bayi
7. Lakukan resusitasi BBL
b. Jaga bayi agar tetap hangat dan kering
c. Atrur posisi bayi dengan posisi terlentang dengan posisi kepala setengah ekstensi
d. Lakukan penghisapan lendir dengan alat penghisap lendir De Lee
e. Keringkan dan lakukan rangsangan taktil
f. Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
g. Lakukan penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur
h. Pasang sungkup sehingga menutupi hidung, mulut dan dagu
i. Lakukan ventilasi 2 x dengan tekanan 30 cm air, amati gerakkan dada bayi
j. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 x dengan tekanan 20 cm air dalam 30 detik
k. Lanjutkan ventilasi hentikan tiap 30 detik dan lakukan penilaian bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur
8. Lakukan perawatan tali pusat
a) Jepit tali pusat dengan dua buah klem
b) Potong tali pusat dengan gunting tali pusat
c) Bungkus tali pusat dengan kasa steril
d) Ajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat
e) Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur
f) Lakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
9. Berikan imunisasi pada bayi
a) Imunisasi hepatitis B
b) Pemberian salep / tetes mata :
1) Tetrasiklin 1%
2) Eritromisin 0,5%
3) Klorampenikol
Pemberian satu kali dalam 1 jam setelah bayi lahir, dengan 1 sampai 2 tetes.
c) Vitamin K untuk bayi cukup bulan dosisnya 1 mg/0,5 cc, untuk bayi kurang bulan 0,5 mg / ¼ cc.
10. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif.
VI. Implementasi Langsung
1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini
a) Bayi mengalamai asfiksia sedang yaitu kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat setelah lahir
b) Bayi memerlukan penanganan resusitasi yaitu pemberian oksigen yang adekuat dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat vital lain.
2) Menggunakan teknik septik dan antiseptik dalam resusitasi
a) Memakai perlengkapan resusitasi :
1. Siapkan radian warmer untuk mengahangatkan tubuh bayi
2. Bengkok, kom, air hangat
3. Resusitasi set
4. Handuk, kain, bedong, bantalan
b) Memakai perlindungan diri
1. Memakai barak skort
2. Memakai masker
3. Memakai mitela
4. Memakai kacamata
5. memakai handscone
6. Memakai sepatu boot
c) Mencuci tangan dengan 6 langkah :
1. Mengusap telapak tangan
2. Mengusap sela-sela jari tangan
3. Mengusap jempol
4. Mengusap punggung tangan
5. Mengusap kuku
6. Membilas dengan air
3) Mempertahankan suhu tubuh bayi
1. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu bila tali pusat panjang. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi
2. Menghidupkan radian warmer untuk mengahangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan bayi terlentang di bawah alat pemancar panas.
4) Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung, dan mulut bayi secara zig zag dengan kasa steril segera setelah lahir
b. Meletakkan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut dan hidung menggunakan slim zuinger dengan panjang selang < 3 cm pada hidung dan < 5 cm pada mulut. Bila air ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dari trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
5) Melakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi ke arah atas
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau mempertahankan pernafasan
6) Melakukan penilaian bayi
a) Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b) Menghitung frekuensi DJJ bayi
c) Menilai warna kulit bayi
7) Melakukan resusitasi BBL
a) Menjaga bayi agar tetap hangat dan kering
b) Mengatur posisi bayi dengan posisi terlentang dengan posisi kepala setengah ekstensi
c) Lakukan penghisapan lendir dengan alat penghisap lendir De Lee
d) Mengeringkan dan lakukan rangsangan taktil
e) Mengatur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
f) Melakukan penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur
g) Memasang sungkup sehingga menutupi hidung, mulut dan dagu
h) Melakukan ventilasi 2 x dengan tekanan 30 cm air, amati gerakkan dada bayi
i) Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 x dengan tekanan 20 cm air dalam 30 detik
j) Melanjutkan ventilasi hentikan tiap 30 detik dan lakukan penilaian bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur
8) Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit tali pusat dengan dua buah klem
b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat
c. Membungkus tali pusat dengan kasa steril
d. Mengajarkan kepada ibu untuk perawatan tali pusat
e. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
f. Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
9) Memberikan imunisasi pada bayi
a. Imunisasi hepatitis B.
b. Pemberian salep / tetes mata.
1. Tetrasiklin 1%
2. Eritromisin 0,5%
3. Klorampenikol
10) Menjelaskan kepada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif
a. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan ASI eksklusif, dengan tidak memberi makanan lain selain ASI
VII. Evaluasi
1. Keadaan umum bayi baik, kesadaran baik
2. Bayi bernafas spontan
3. Tidak terjadi perubahan suhu
Temp : 36,5oC
RR : 24x/menit
4. Tali pusat terawat baik
5. Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI eksklusif dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari Ke-2
Tanggal 16-03-2007
S : 1. Ibu menyatakan sudah melakukan yang dianjutkan
2. Ibu mengatakan sudah memberi ASI pada bayinya secara adekuat
3. Ibu mengatakan bahwa jalan nafas bayi sudah bersih dan teratur
4. Ibu mengatakan anaknya tempak sehat dan segera akan pulang
O : 1. Bayi baru lahir hari ke-2
2. Keadaan umum bayi baik
3. Tali pusat masih basah
4. Vital sign
a) Suhu : 37oC
b) RR : 26x/menit
c) Pols : 98x/menit
d) Refleks
1. Moro : Ada
2. Rooting : Ada
3. Isap : Ada
4. Menangis : Bayi menangis pada saat dirangsang
e) Warna kulit : Merah
5. Bayi sudah disusui oleh ibu
6. Eliminasi : BAK 5-6x/hari, BAB, 2x/hari
A : 1. Diagnosa
Bayi baru lahir hari ke-2
Dasar : a. Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 15 Maret
2007 pukul 14.30 WIB
b. Bayi sudah mau minum ASI secara adekuat
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
a) Perawatan bayi sehari-hari
b) Pemenuhan nutrisi bayi
P : 1. Ajarkan pada ibu tentang perawatan bayu sehari-hari
2. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi dari umur 0-6 bulan
3. Ajarkan pada ibu segera ketenaga kesehatan bila ada kelainan pada bayinya
4. Ajarkan pada ibu perawatan tali pusat
Hari Ke-7
Tanggal 23-03-2007
S : 1. Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan
2. Ibu mengatakan sudah memberikan ASI eksklusif secara adekuat
O : 1. Bayi baru lahir hari ke-7
2. Keadaan umum bayi baik
3. Tali pusat sudah puput
4. Vital Sign
a) Moro : Ada
b) Rooting : Ada
c) Isap : Ada
5. Bayi sudah disusui oleh ibu
6. Eliminasi BAK 5-6x/hari, BAB 2x/hari
A : 1) Diagnosa
Bayi baru lahir hari ke-7
Dasar : a. Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 15 Maret
2007 pukul 14.30 WIB
b. Bayi sudah mau minum ASI secara adekuat
2) Masalah
Tidak ada
3) Kebutuhan
a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemenuhan nutrisi bayi
P : a) Ajarkan pada ibu tentang perawatan bayu sehari-hari
b) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi dari umur 0-6 bulan
c) Ajarkan pada ibu segera ketenaga kesehatan bila ada kelainan pada bayinya
d) Ajarkan pada ibu perawatan tali pusat
Hari ke-14
Tanggal 06-04-2007
S : 1. Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan
2. Ibu mengatakan sudah memberikan ASI eksklusif secara adekuat
O : Bayi baru lahir hari ke-7
Keadaan umum bayi baik
Tali pusat sudah puput
Vital Sign
a) Suhu : 37oC
b) : 25x/menit
c) Pols : 92x/menit
d) BB : 2900 kg
e) Reflek
Moro : ada
Rooting : ada
Isap : ada
f) Warna kulit Merah
Bayi sudah disusui oleh ibu
Eliminasi : BAK 5-6x/hari, BAB 2x/hari
A : Diagnosa
Bayi baru lahir hari ke-14
Dasar : a. Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 15 Maret
2007 pukul 14.30 WIB
b. Bayi sudah mau minum ASI secara adekuat
Masalah
Tidak ada
Kebutuhan
a) Perawatan bayi sehari-hari
b) Pemenuhan nutrisi bayi
P : 1) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi dari umur 0-6 bulan
2) Ajarkan pada ibu segera ke tenaga kesehatan bila ada kelainan pada bayinya
3) Anjurkan pada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang bayinya
4) Ajarkan kepada ibu tentang pentingnya imunisasi
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YPB
Mochtar Rustam, MPH. 1998.Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta EGC
Obstetri Williams. 1983. Bandung : Fakultas Kedokteran UNPAD
Jumat, 29 April 2011
ASFIKSIA SEDANG
14.07
KTI kebidanan
Free Sms Online
My Acount Virtapay.com
http://www.virtapay.com/r/qun
0 komentar:
Posting Komentar